Pusat Informasi dan Publikasi Mata Pelajaran Informatika MAN 3 Majalengka - Lilis Juwita, S.Kom

Friday, April 11, 2025

Saat Hidup Memintamu untuk Scale Up

“Bukan hanya bertumbuh, tapi melampaui batas versi lama dari diri sendiri.”

Oleh: Lilis Juwita

Ada masa-masa di mana dunia seakan memeluk kita dengan lembut. Segalanya cukup, ritmenya pas, dan kita mulai merasa… nyaman. Tapi, seperti semua simfoni kehidupan, kenyamanan punya nada akhirnya. Lalu datang satu detik yang tak bisa kita abaikan—momen kecil yang membisikkan: “Kamu sudah tidak bisa tetap di sini.”



Itulah saat ketika hidup, dengan cara yang tidak selalu halus, memintamu untuk scale up.

Bukan Sekadar Bertumbuh, Tapi Naik Kelas

Banyak dari kita berpikir bahwa pertumbuhan itu linier—pelan, pasti, dan tanpa kejutan. Tapi kenyataannya, pertumbuhan sejati seringkali datang dalam bentuk yang tak nyaman.
Seperti harus memimpin tim padahal selama ini kamu hanya ‘si pendiam di sudut ruangan’.
Seperti harus bicara di depan umum padahal selama ini kamu hanya bicara dengan kode.
Seperti harus memilih, dan melepaskan hal-hal yang dulu kamu anggap bagian dari identitasmu.

Karena scale up bukan hanya soal naik gaji, promosi, atau lebih dikenal. Tapi tentang memperluas kapasitas batin untuk menampung tekanan yang lebih berat—dan menjadikannya kekuatan.

Metafora Game: Level Baru, Musuh Baru

Pernah main game? Di level awal, kamu berlatih bertarung dengan musuh kecil. Tapi semakin kamu naik level, semakin kompleks permainannya. Kamu tak hanya bertarung, tapi juga harus membuat keputusan, membangun aliansi, menjaga energi, dan memilih jalan mana yang layak diperjuangkan.

Begitu juga hidup.
Kenaikan level bukan cuma reward, tapi juga tanggung jawab.
Tiap level membawa musuh baru—kadang dalam wujud ekspektasi, kadang dalam rupa keraguan diri.

Yang menarik adalah: musuh di level selanjutnya, tak bisa dikalahkan dengan senjata lama.

Scale Up Adalah Perjalanan Sunyi

Ada sisi sunyi dalam scale up. Karena kamu akan merasa sendirian. Tidak semua orang akan paham mengapa kamu mengambil tanggung jawab lebih, atau memilih jalur yang lebih sulit. Beberapa akan mengira kamu sok ambisius, padahal kamu hanya mengikuti panggilan jiwamu.

Dan ya, kadang kamu pun ragu.
Kuatkah aku? Perlukah ini semua? Mungkinkah aku hanya sedang berlari tanpa arah?

Tapi dalam keheningan itulah, kamu bertemu dirimu yang sebenarnya.
Dan kamu mulai sadar: kamu tidak sedang lari, kamu sedang melangkah naik.
Menuju versi dirimu yang lebih luas. Lebih tajam. Lebih bijak.

Skala Baru, Ritme Baru

Hidup dalam skala yang lebih besar juga berarti hidup dalam ritme yang baru.
Dulu kamu bekerja 8 jam sehari dan sisanya adalah waktu bebas.
Kini kamu jadi pemimpin, dan waktu jadi bukan lagi tentang jam kerja, tapi energi. Fokus. Kualitas.

Kamu mulai belajar berkata “tidak” agar bisa berkata “ya” pada hal-hal besar.
Kamu mulai memprioritaskan tidur, ketenangan, dan kejernihan pikiran.
Kamu mulai menata ulang: dari rutinitas hingga cara mencintai dirimu sendiri.

Ini Bukan Soal Pencapaian, Tapi Perjalanan

Scale up bukan puncak, tapi jalan menanjak.
Dan tidak semua orang siap. Tapi jika kamu membaca ini dan merasakan sesuatu bergelombang di dadamu (rasa ingin jadi lebih) maka mungkin ini saatnya.

Untuk naik.
Untuk berkembang.
Untuk melampaui dirimu yang sebelumnya.

Karena versi dirimu yang lebih hebat tidak menunggumu di ujung jalan.
Ia tumbuh… di setiap langkah yang berani kamu ambil hari ini.

“Hidup bukan hanya tentang bertahan. Tapi tentang memperluas ruang untuk menjadi dirimu yang utuh.”

No comments:

Post a Comment